Mengetahui Prinsip Akuntansi Dalam Perusahaan

Mengetahui Prinsip Akuntansi dalam Perusahaan Mengetahui Prinsip Akuntansi dalam Perusahaan

Secara umum untuk sanggup membuat laporan keuangan yang benar, akurat, faktual dan sanggup diandalkan, maka mereka para akuntan harus menerapkan beberapa proses akuntansi yang baik, sesuai prosedur, terstruktur dan juga memenuhi prinsip akuntansi yang diterima khalayak umum. Menurut pengertiannya ilmu akuntansi merupakan ilmu yang khusus mempelajari perihal segala sesuatu yang berafiliasi dengan aktivitas pencatatan, terutama laporan keuangan yang menyangkut sektor ekonomi.

Prinsip akuntansi merupakan dasar atau contoh yang harus di taati dalam melakukan proses akuntansi. Pemakaian prinsip yang satu ini memunculkan evaluasi secara objektif pada sebuah produk akuntansi sehingga tidak mengakibatkan terjadinya perbedaan atau permasalahan dalam perusahaan. Dan harus di ingat, laporan keuangan sebagai produk akuntansi harus sanggup dibaca dan dipahami oleh semua pihak yang bersangkutan.

Tujuan utamanya dari penerapan prinsip akuntansi merupakan untuk membuat keseragaman antara pengguna akuntansi satu dengan yang lainnya. Sehingga setiap gosip keuangan yang dihasilkan sanggup dibandingkan serta sanggup memenuhi kebutuhan dari pengguna gosip tersebut.

Prinsip Akuntansi yang Harus di Ketahui

Beberapa prinsip ini sudah seharusnya di pahami oleh semua pihak yang bersangkutan dengan admin, terutama mereka yang khusus bergelut dalam bidang akun perusahaan. Berikut beberapa prinsip akuntansi, antara lain :

a. Prinsip Periode Akuntansi

Pada prinsip akuntansi yang satu evaluasi dan pelaporan keuangan perusahaan dibatasi oleh periode waktu yang telah di tentukan sebelumnya. Sebagai contoh, misal sebuah perusahaan menjalankan usahanya menurut periode akuntansi, mulai pada tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Desember atau satu tahun penuh.

b. Prinsip Biaya Historis

Prinsip Biaya Historis mengharuskan semua barang atau jasa yang diperoleh selanjutnya dicatat menurut semua biaya yang dikeluarkan dalam proses mendapatkannya. Sehingga bila terjadi pembelian dengan proses tawar-menawar, misalnya ketika perusahaan hendak membeli bangunan yang di iklannya terpasang dengan harga 150 juta tetapi sesudah dinego harganya hanya 100 juta maka yang dinilai atau dicatat merupakan harga yang menjadi komitmen tersebut ialah 100 juta.

c. Prinsip Satuan Moneter

Prinsip akuntansi yang satu ini merupakan pencatatan transaksi hanya dinyatakan dalam bentuk mata uang dan tanpa melibatkan hal-hal non kualitatif satupun dalam perusahaan. Setiap pencatatan hanya terbatas pada semua yang sanggup diukur dan dinilai dengan satuan uang saja. Prinsip yang satu ini tidak melibatkan faktor non kuantitatif menyerupai halnya mutu, prestasi, kinerja, taktik dalam usaha, dan yang lainnya.

d. Prinsip Kesinambungan Usaha

Pada prinsip ini menganggap bahwa sebuah entitas ekonomi atau bisnis dalam perusahaan akan berjalan secara berkesinambungan tanpa ada pembubaran atau penghentian kecuali apabila memang bisnis tersebut memiliki persoalan yang sanggup mengakibatkan pembubaran bisnis secara keseluruhan.

e. Prinsip Pengungkapan Penuh

Laporan keuangan secara umum harus memiliki prinsip pengungkapan penuh dalam setiap menyajikan gosip yang akurat, sanggup mendapatkan amanah serta lengkap. Beberapa gosip keuangan yang dilampirkan berupa ringkasan dari keseluruhan transaksi yang terjadi dalam 1 periode dalam perusahaan. Dan bila memang ada gosip yang tidak sanggup disajikan dalam laporan keuangan maka akan diberi keterangan aksesori informasi.

f. Prinsip Pengakuan Pendapatan

Pendapatan merupakan aksesori kekayaan yang timbul dari dampak adanya aktivitas perjuangan menyerupai halnya penjualan, penyewaan gedung, penerimaan bagi hasil antar dua pihak, dan yang lainnya. Mengenai jumlah kas atau setara kas yang diperoleh dari transaksi keuangan yang sudah terjadi dalam perusahaan akan dijadikan dasar untuk mengukur pendapatan tersebut.

g. Prinsip Mempertemukan

Prinsip mempertemukan dalam akuntansi sanggup di artikan sebagai beberapa biaya yang telah dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dipertemukan dengan pendapatan yang sudah diterima oleh perusahaan dari hasil penjualannya tersebut. Dimana hal tersebut bertujuan untuk mengetahui dan memilih besar atau kecilnya keuntungan higienis yang diperoleh dalam setiap periode yang telah di tentukan.

h. Prinsip Materialitas

Secara umum, prinsip akuntansi memiliki tujuan untuk menyeragamkan seluruh hukum yang ada. tetapi kenyataannya tidak semua penerapan akuntansi tersebut sanggup mentaati teori yang ada, bahkan sangat sering terjadi pengungkapan gosip yang sifatnya material ataupun immaterial. Semuanya itu diterapkan sesuai dengan ranah akuntansi yang mana orientasinya terhadap pengguna laporan keuangan pada perusahaan.
HALAMAN BERIKUTNYA:

0 comments

Posting Komentar