10 Prinsip-Prinsip Keuangan Sebagai Dasar Teori Dan Pembuatan Keputusan Keuangan

Prinsip Keuangan Sebagai Dasar Teori Dan Pembuatan Keputusan Keuangan 10 Prinsip-Prinsip Keuangan Sebagai Dasar Teori Dan Pembuatan Keputusan Keuangan

Mengetahui prinsip-prinsip keuangan ini sangat berkhasiat untuk mengambil sebuah keputusan keuangan. Perlu adanya sebuah pemahaman terkait dengan transaksi-transaksi keuangan yang ada untuk dijadikan sebagai landasan teori keuangan yang merupakan kepingan dari prinsip-prinsip keuangan itu sendiri. Baik itu landasan teori dan pengambilan keputusan merupakan kepingan dari prinsip-prinsip keuangan. Prinsip-prinsip keuangan ialah himpunan dari pendapat-pendapat yang mendasar yang membentuk dasar untuk teori keuangan dan pembentukan keputusan.

Berikut ini, 10 prinsip-prinsip keuangan:

1. Self Interest Behavior

Dalam prinsip ini menyebutkan “People act in their own financial self interest”. Pada intinya, prinsip self  interest behavior ini ialah tindakan seseorang dalam melaksanakan pilihan yang terbaik terhadap sesuatu yang menguntungkan bagi dirinya secara keuangan atau finansial.

2. Risk Aversion

Dalam prinsip ini menyebutkan “When all else is equel, people prefer higher return and lower risk”. Pada pada dasarnya prinsip risk aversion ini ialah sebuah alternatif pilihan yang diambil seseorang dengan rasio laba (return) yang besar dan risiko (risk) yang besar pula. Ini alasannya ialah orang ingin laba yang didapat sangat besar, walaupun dengan yang besar juga. Namun, bila ada alternatif pilihan yang disajikan, maka lebih mengutamakan besarnya keuntungan. Sebagai contoh, ada perusahaan X dan Z dengan risiko yang sama, akan tetapi perusahaan Z berjanji akan memperlihatkan laba yang lebih besar dari perusahaan X. Maka, investor akan menentukan perusahaan Z alasannya ialah rasio manfaatnya lebih besar. Prinsip ini juga disebut dengan “risk-averse”, yaitu sebuah perkiraan bahwa seseorang itu enggan adanya terhadap risiko.

Lawan dari prinsip risk averse yaitu “risk seeking” atau “risk lover” yaitu berani dalam mengambil risiko yang besar. Contohnya; memperlihatkan taruhan uang dimiliki untuk dimainkan dalam perjudian.

3. Diversification

Dalam prinsip ini menyebutkan “Diversification is beneficial”. Pada pada dasarnya prinsip diversifikasi ini ialah sebuah laba dari adanya peningkatan rasio antara laba dan risiko.

4. Two Sided Transactions

Dalam prinsip ini menyebutkan “Each financial transaction has at least two sides”. Prinsip ini membuka citra serta mengingatkan dalam menciptakan sebuah keputusan keuangan bukan saja melihat dari sisi diri sendiri, tapi juga melihat pada posisi lawan. Bila dalam sebuah transaksi memperoleh laba Rp. 10.000,-, tetapi lawan transaksi merugi dengan jumlah yang sama, artinya ini sebuah kondisi yang disebut “zero-sum game”. Ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah. Dan tidak semua transaksi keuangan ibarat itu, ada juga yang bernilai total positif alasannya ialah kedua belah pihak dalam kondisi menang menang (win win), bukan win-loss.

5. Incremental Benefit

Dalam prinsip ini menyebutkan “Financial decisions are based on incremental benefit”. Pada prinsip ini mengajarkan bahwa keputusan keuangan mesti didasarkan pada selisih antara nilaidan sebuah alternatif dan nilai tanpa alternatif tersebut. Incremental sanggup diartikan tambahan. Incremental benefit merupakan pemanis yang mesti dibandingkan dengan incremental cost/biaya tambahan.

6. Signaling

Dalam prinsip ini menyebutkan “Actions convey information”. Prinsip signaling mengajarkan bahwa setiap acara mempunyai kandungan informasi. Contohnya: jikalau da perusahaan yang menaikkan pembayaran deviden per lembar saham sanggup dilihat oleh investor sebagai perusahaan yang mempunyai kepercayaan tinggi terhadap kondisi keuangan perusahaan di masa depan.

7. Capital Market Efficiency

Dalam prinsip ini menyebutkan “Capital market are efficient”. Capital market (pasar modal) merupakan pasar modal yang dimana harga aktiva finansial yang di perdagangkan memperlihatkan semua info yang ada dan sanggup adjustment diri secara cepat bila ada info yang baru. Dalam hal ini efisiensi mesti menyangkut info dan operasi dalam pasar modal , misalnya: akomodasi dalam memperdagangkan surat-surat berharga (sekuritas).

8. Risk-Return Trade-Off

Dalam prinsip ini menyebutkan “There is a trade-oof between risk and return”. Pada dasarnya harapan orang mendapatkan laba tinggi dengan risiko serendah-rendahnya (sekecil-kecilnya) yang terdapat dalam prinsip risk aversion. Pada kenyataanya, “high return, low risk” sulit terlaksana alasannya ialah semua orang menginginkan laba yang besar, sehingga tentu memperlihatkan dorongan terhadap risiko yang semakin besar (terdapat pada prinsip self-interest behavior). Sehingga, pada kesimpulannya bila menginginkan untung yang tinggi, maka bersiaplah mendapatkan risiko yang tinggi pula atau “high return and high risk)

9. Option

Dalam prinsip ini menyebutkan “Option is valuable”. Opsi (option) merupakan hak tanpa kewajiban dalam melaksanakan sesuatu. Contohnya; membeli saham dari perusahaan (penjual opsi) dengan harga Rp. 1.000,-. Sepekan lalu harga saham di pasar naik menjadi Rp. 1.500,-, artinya ada laba sebesar Rp. 500,- yang menjadi hak pembeli. Namun, jikalau sepekan harganya Rp. 500,-, maka tidak ada kewajiban untuk membeli saham tersebut seharga Rp. 1.000,-. Sebab opsi ini bernilai, yang harus membayar premi kepada penjualnya (writer of option). Prinsip option ini menjadi sebuah dasar dalam pengembangan sekuritas turunan (derivative security) yang bermanfaat untuk hedging (aktivitas dalam mengurangi resiko). Selain itu, option memperlihatkan banyak manfaat terhadap analisis dan pengambilan keputusan keuangan.

10. Time Value Of Money

Dalam prinsip ini menyebutkan “Time has a time value”. Prinsip ini menginformasikan bahwa nilai uang dipengaruhi oleh waktu. Rp.100,- hari ini tidak sama nilainya dengan Rp. 100,- di bulan depan atau di tahun depan. Banyak orang yang tidak sadar dengan terjadinya sebuah implikasi beragam (compound growth) atau bunga-berbunga pada keputusan keuangan. Misalnya saja, ada seseorang yang membeli tanah dengan harga 100 juta tahun 1989, seluas 1 ha si penjual merasa sangat dirugikan. Namun, bila dihitung bunga-berbunga dari uang tersebut oleh penjual sebesar 10%/tahun maka uang tersebut di tahun 2019 mencapai 400 jutaan. Dalam hal tersebut sanggup merubah pendapat, bahwa si penjual seorang salesman yang handal.

Sumber: buku berjudul “Teori & Praktik Manajemen Keuangan”: Lukas Setia Atmaja, Ph.D.
HALAMAN BERIKUTNYA:

0 comments

Posting Komentar