Ada 4 Orang Yang Mengikuti Aksi 22 Mei Terpengaruh Narkoba - Usai kerusuhan pada agresi Rabu (22/5), Polda Metro Jaya alhasil menangkap 257 tersangka. Ternyata 4 orang di antaranya positif mengonsumsi narkoba.
"Setelah kita periksa semua, tes urine, ada 4 orang dinyatakan positif narkotika," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (23/5/2019) menyerupai dikutip dari detikNews.
Keempat tersangka itu yakni positif mengonsumsi amphetamine dan methampetamine.
"Kemudian tersangka YO positif methampetamine, lalu tersangka NH beliau positif benzo," lanjutnya.
dr Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction And Neurosience (IMAN) pernah menjelaskan kepada detikHealth bahwa amphetamine atau methamphetamine lebih banyak digunakan sebagai stimulan dan tidak digunakan sebagai anti nyeri. Namun, beberapa peneliti memang menemukan adanya imbas penghilang sakit pada penggunaan amphetamine.
"Di mana hal ini berafiliasi dengan cara kerja amphetamine di dopamine receptor D2 di dalam otak," kata dr Hari.
Sementara itu dr Andri,SpKJ,FAPM, psikiater Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera, juga pernah menjabarkan mengenai imbas narkoba jenis ini. Dijelaskan, sabu yaitu narkotika yang bisa meningkatkan kerja otak.
"Bagaimana biar tetap ceria, tetap segar, tetap fokus? Akhirnya pilih pakai narkoba, adakala begitu jalan keluarnya yang tidak baik. Nah ini tentunya harus kita perhatikan," ujarnya
Sabu bisa menciptakan seseorang merasa high, menjadikan pemakainya terus menerus bersemangat, bahkan tidak mencicipi ingin tidur dan bisa fokus lebih lama. Apabila dihirup lewat rokok, dalam beberapa menit efeknya akan eksklusif muncul. Sementara kalau ditelan, maka imbas bisa muncul sekitar 20 menit kemudian. Efek nikmat akan berlangsung selama empat hingga 12 jam hingga lalu muncul reaksi balik,
Reaksi balik terjadi biasanya 24 jam sesudahnya. Gejala yang muncul yakni konsentrasi berkurang drastis, sakit kepala, depresi, dan kelelahan. Pada dikala inilah biasanya kecanduan mulai timbul. Agar bisa merasa normal kembali pengguna menggunakan takaran yang lebih tinggi.
Nah, kalau benzodiazepin, ini merupakan jenis obat penenang. Obat ini lazim digunakan oleh pasien gangguan kejiwaan yang mengalami gangguan kecemasan, gangguan panik, kejang-kejang dan insomnia. Jika digunakan dalam takaran yang tepat, obat ini bersama-sama tidak akan memperlihatkan imbas halusinasi pada penggunanya.
"Penggunaan benzodiazepine saja berdasarkan kepustakaan tidak mengakibatkan penggunanya mengalami halusinasi. Saat memakainya akan menjadikan rasa nyaman, dan beberapa memiliki imbas mengantuk," dr Tribowo T Ginting, SpKJ (K), dari RSUP Persahabatan Jakarta, kepada detikHealth beberapa waktu silam.
Namun, kalau orang yang menggunakannya sudah mengalami ketergantungan, ini bisa mengarah pada timbul imbas kecemasan kembali, iritabilitas, insomnia, dan lainnya. Efek terparah dari penyalahgunaan zat ini yaitu delirium, atau keadaan di mana penggunanya mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan perhatiannya, linglung, mengalami disorientasi dan tidak bisa berpikir secara jernih.
Selain itu, mungkin saja muncul depresi pernapasan bila digunakan secara berlebihan yang tentunya akan mengancam keselamatan jiwa orang yang menyalahgunakan zat benzodiazepine.
Ada 4 Orang Yang Mengikuti Aksi 22 Mei Terpengaruh Narkoba
HALAMAN BERIKUTNYA:
0 comments
Posting Komentar